Headlines

Natsume’s Book of Friends The Movie: Tied to Temporal World

  • Judul               : Natsume’s Book of Friends The Movie: Tied to Temporal World (Gekijoban Natsume Yujin-Cho: Utsusemi ni Musubu)
  • Genre              : Slice of life, supernatural, misteri
  • Durasi             : 104 menit
  • Tahun rilis      : 2018
  • Sutradara        : Takahiro Omori dan Hideaki Ito
  • Pengisi Suara : Kamiya Hiroshi, Inoue Kazuhiko, Kobayashi Sanae, Shimamoto Sumi, Kora Kengo

Manga dan anime seri populer karangan Midorikawa Yuki, “Natsume’s Book of Friends” akhirnya mengeluarkan film perdananya pada tahun 2018 dengan judul Natsume’s Book of Friends The Movie: Tied to Temporal World. Film ini diproduksi oleh studio bernama Shuka dengan cerita original yang ditulis oleh Sadayuki Murai di bawah pengawasan Midorikawa.

Secara singkat, film ini menceritakan kisah Natsume Takashi, seorang remaja indigo yang bisa melihat youkai (sebutan untuk makhluk supranatural di Jepang). Kemampuan “melihat” Natsume ini ternyata dia warisi dari neneknya, Natsume Reiko. Reiko sendiri telah meninggal jauh sebelum Natsume lahir sehingga dia hanya tahu sedikit hal saja mengenai neneknya tersebut. Namun, dari cerita para youkai, Reiko merupakan perempuan kuat yang bisa mengalahkan banyak youkai meski dengan cara yang sedikit unik atau curang. Ketika dia berhasil mengalahkan sesosok youkai, Reiko akan meminta youkai tersebut untuk menuliskan namanya di selembar kertas; yang mana nantinya lembaran-lembaran kertas berisi nama tersebut akan dia kumpulkan menjadi buku bernama Book of Friends (Buku Persahabatan). Buku ini berlaku seperti sebuah kontrak. Youkai yang namanya tertera pada buku ini dapat datang dan dikontrol sesuka hati ketika namanya dipanggil.

Setelah Reiko dan kedua orang tua Natsume meninggal, buku tersebut diberikan kepada Natsume layaknya warisan keluarga. Meskipun Natsume tahu betul bahwa Book of Friends dapat membuatnya menjadi sosok yang kuat, Natsume memilih untuk tidak menggunakannya sama sekali. Bahkan, Natsume ingin mengembalikan nama-nama youkai tersebut satu per satu agar mereka tidak terkekang lagi dengan kontrak yang mereka buat dengan Reiko. Dalam mengembalikan nama para youkai tersebut, Natsume dibantu oleh penjaganya yaitu sesosok youkai binatang kuat bernama Nyanko-sensei. Perjalanannya ini membuat Natsume bertemu banyak youkai unik yang kerap kali memberinya pelajaran hidup. Kali ini, perjalanannya membawanya untuk memahami dahsyatnya butterfly effect dalam suatu hubungan.

Natsume’s Book of Friends The Movie: Tied to Temporal World membawa segala keotentikan yang ada di versi anime serialnya. Mulai dari visual, musik latar, hingga atmosfernya berhasil menonjolkan ciri khas halus dari franchise legendaris ini. Alurnya mengalir secara perlahan dengan sedikit sisipan cerita yang menjelaskan diri Natsume dan karakter di sekelilingnya. Sisipan pengenalan ini terbilang sangat cerdas dan ramah bagi penonton yang belum familiar dengan franchise “Natsume’s Book of Friends” ini.

Tak lama setelah sisipan pengenalan berakhir, alur cerita terlihat mulai bercabang. Natsume secara tidak sengaja bertemu kembali dengan teman lamanya, Yuuki Daisuke. Pertemuan tersebut mengingatkannya pada kenangan masa kecil yang menyakitkan. Tumbuh sebagai anak indigo, Natsume dicap sebagai anak aneh yang gemar berbicara sendiri sehingga dia pun kesulitan mendapatkan teman. Akan tetapi, Natsume akhirnya bertemu dengan Yuuki, anak yang juga dipandang aneh oleh orang lain, dan berhasil menjalin pertemanan dengannya. Hari-hari mereka jalani berdua dengan menyenangkan. Namun, suatu kesalahpahaman kecil membuat hubungan mereka menjadi berantakan. Kesalahpahaman tersebut tak pernah terselesaikan karena Natsume harus segera pindah rumah.

Di sisi lain, Natsume berkenalan dengan Tsumura Yorie, seorang wanita paruh baya yang pernah bertemu dengan nenek Natsume, Reiko. Yorie terlihat sangat senang bertemu dengan cucu orang yang dia kenal, padahal dari ingatan youkai yang baru saja dia temui, Yorie memiliki hubungan kurang baik dengan Reiko. Apakah di antara mereka berdua juga terjadi sebuah kesalahpahaman?

Didorong rasa penasaran akan hubungan Yurie dengan neneknya, Natsume memilih untuk bertamu ke rumah Yorie. Di rumah Yorie, Natsume bertemu dengan putra Yorie satu-satunya bernama Tsumura Mukuo. Bersama keluarga kecil ini, Natsume merasakan kedamaian yang hangat. Akan tetapi, dibalik kehangatan ini ada sesosok youkai misterius yang mengintai Natsume dari kejauhan.

Dalam perjalanan kembali dari penyelidikan sesosok youkai tersebut, masalah menjadi semakin melebar. Sebuah “biji youkai” tak sengaja menempel pada bulu Nyanko-sensei dan jatuh di halaman depan rumah Natsume. Keesokan harinya, biji tersebut tumbuh menjadi pohon besar berbuah. Tak tahan melihat buah itu, Nyanko-sensei pun memakan buah itu. Memakan buah youkai bukanlah ide yang brilian. Sehari setelah memakan buah tersebut, tubuh Nyanko-sensei secara ajaib terbelah menjadi tiga anak kucing.

Hal ini tambah membuat Natsume pusing. Terlebih ketika ketiga tubuh Nyanko-sensei tersebut mulai lari dan menghilang satu per satu. Natsume lantas meminta bantuan sekelompok youkai yang telah lama menjadi temannya dan seorang teman dekat manusianya yang bernama Tanuma Kaname untuk mencari tubuh Nyanko-sensei yang hilang tersebut. Di sisi lain, teman perempuan Natsume, Taki Tooru, melihat salah satu tubuh Nyanko-sensei yang hilang dan mulai mengejarnya. Akan tetapi, sekejap setelah Taki memutuskan untuk mengejar Nyanko-sensei, ingatan orang-orang di sekitar Taki mengenai dirinya menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah semua misteri ini ada kaitannya dengan Yorie dan putranya, Mukuo? Sebenarnya apa hubungan antara Yorie dan Reiko di masa lalu? Bagaimana dengan youkai misterius yang Natsume lihat di sekitar rumah Yorie kemarin, apa dia benar-benar youkai berbahaya yang menyebabkan semua misteri ini? Selain itu, apakah hubungan Natsume dengan teman masa kecilnya, Yuuki, dapat diperbaiki?

Satu per satu semua pertanyaan tersebut terjawab di akhir film tanpa ada yang tertinggal. Penyelesaian konflik yang bersih ini patut diacungi jempol, terlebih untuk cerita yang bercabang banyak ini. Selain itu, kelebihan film ini tidak hanya itu saja. Bila dilihat dengan jelas Natsume’s Book of Friends The Movie: Tied to Temporal World ini mengandung pesan-pesan psikologis, yaitu self-acceptance atau penerimaan diri. Dalam perjalanannya, terlihat bahwa Natsume tumbuh dari anak yang membenci kemampuan supranaturalnya karena membuatnya menjadi anak aneh yang kesulitan mendapatkan teman; hingga menjadi seorang remaja yang dapat menerima kemampuannya tersebut dan menyadari bahwa kemampuan supranaturalnya bukanlah kutukan, tetapi sebuah kelebihan bisa dia gunakan untuk membantu para youkai di sekitarnya. Natsume pun juga secara perlahan mampu membuka diri dan menjalin relasi dengan orang-orang di lingkungannya, terbukti dengan banyaknya teman yang dia punya sekarang, baik dari bangsa youkai maupun manusia.

Akan tetapi, poin yang lebih penting yang dapat diambil dari film ini adalah bagaimana suatu tindakan tertentu dapat dipersepsi berbeda oleh orang lain, yang mana hal tersebut berpotensi merusak hubungan yang telah dibentuk. Masalah tersebut merupakan contoh dari butterfly effect, dimana suatu hal kecil dapat berubah menjadi masalah yang sangat besar. Butterfly effect di film ini tidak hanya digambarkan secara psikologis saja, tetapi juga secara filosofis. Bahasan mengenai takdir dimunculkan beberapa kali di cerita film ini. Di salah satu adegan, sesosok youkai menjelaskan bahwa aliran takdir tidak boleh diubah oleh siapapun. Sedikit tindakan ceroboh yang disengaja saja, akan mengganggu aliran takdir dan menyebabkan butterfly effect mengerikan yang tidak diinginkan. Cerita film ini dibangun dari konsep butterfly effect sehingga poin khusus ini sangat menarik untuk disimak dengan saksama.

Natsume’s Book of Friends The Movie: Tied to Temporal World sangat cocok untuk ditonton oleh kamu yang mencari film animasi untuk ditonton di waktu senggang. Tidak hanya memiliki tampilan indah khas anime Jepang yang memanjakan mata, film ini juga memiliki cerita yang sangat berbobot. Terlebih, jika kamu memiliki ketertarikan khusus dengan konsep butterfly effect atau masih merasa kesulitan dalam menerima kekurangan dirimu, film ini bisa menjadi pilihan pertamamu.