Headlines

Citra Diri dan Self-Esteem dalam Kalangan Gen Z

Citra Diri dan Self-Esteem dalam Kalangan Gen Z

Penulis:  Bahiirrahhusna Rifat K

Gen Z adalah generasi pertama yang sepenuhnya tumbuh di era digital (Turner, 2015). Tidak heran jika mereka sangat akrab dengan berbagai macam media sosial. Media sosial adalah platform digital dengan beragam fasilitas pertukaran informasi, di mana penggunanya dapat membuat konten berupa ide, gambar, video, dan audio-video (Rustiana, 2018). Globalisasi yang pesat telah menjadikan media sosial sebagai bagian sentral dari kehidupan sehari-hari. Hal ini membawa dampak positif dan negatif, salah satunya adalah tantangan serius terkait dengan citra tubuh dan kepercayaan diri yang dihadapi oleh Gen Z.

Di media sosial, banyak individu, terlebih selebriti dan influencer, yang sering kali mengunggah foto-foto menampilkan tubuh yang ideal dan sempurna. Tidak sedikit pula dari mereka yang menggunakan filter dan aplikasi edit untuk mencapainya. Hal ini dapat menciptakan standar kecantikan yang tidak realistis dan sulit dicapai. Menurut teori perbandingan sosial, orang cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain dan perbandingan ini dapat memengaruhi harga diri serta kepuasan pada tubuh mereka (Festinger, 1954).

Penelitian menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap citra tubuh ideal di media sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan mental Gen Z (Perloff, 2014). Banyak Gen Z yang merasa tidak puas dengan tubuh mereka sendiri setelah melihat gambar-gambar yang dimodifikasi dan disempurnakan secara digital (Fardouly et al., 2015). Ketidakpuasan tubuh dapat memicu gangguan makan seperti anoreksia nervosa, bulimia, dan binge eating disorder (Levine & Piran, 2004). Perasaan tidak puas dengan tubuh sendiri juga sering kali dikaitkan dengan tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi serta paparan konstan terhadap standar kecantikan yang tidak realistis dapat merusak harga diri dan kepercayaan diri seseorang (Tiggemann & Slater, 2013).

Self-esteem atau kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dan nilai dirinya sendiri. Kepercayaan diri yang rendah sering kali berkaitan erat dengan citra tubuh yang negatif. Namun, hal itu bukanlah satu satunya faktor yang menurunkan kepercayaan diri. Faktor-faktor lain seperti dukungan sosial, pencapaian akademis, dan keterlibatan dalam aktivitas yang positif juga memainkan peran penting. Oleh karena itu, intervensi yang dirancang untuk meningkatkan kepercayaan diri harus mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan individu (Orth & Robins, 2014).

Untuk mengatasi masalah citra diri dan self-esteem yang rendah pada Gen Z, berbagai intervensi psikologis dapat diterapkan, antara lain:

  1. Pendidikan Media: mengajarkan Gen Z untuk kritis terhadap apa yang mereka lihat di media sosial dan memahami bahwa banyak gambar yang mereka lihat telah diedit dan tidak realistis.
  2. Terapi Kognitif-Perilaku (CBT): CBT dapat membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif mengenai tubuh mereka sendiri.
  3. Dukungan Sosial: memperkuat hubungan sosial yang positif dan mendukung dapat membantu meningkatkan self-esteem dan citra diri (Tiggemann & Slater, 2013).
  4. Aktivitas Fisik dan Kesehatan: mendorong gaya hidup sehat dan aktivitas fisik yang tidak berfokus pada penampilan, tetapi pada kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Citra diri dan self-esteem adalah isu yang kompleks dan multidimensional dalam kalangan Gen Z. Paparan media sosial yang intensif telah memperburuk masalah ini sehinga menciptakan standar kecantikan yang tidak realistis dan berdampak negatif pada kesehatan mental. Namun, dengan pendekatan psikologis yang tepat, termasuk pendidikan media, terapi kognitif-perilaku, dan dukungan sosial, Gen Z dapat dibantu untuk mengembangkan citra tubuh yang sehat dan meningkatkan kepercayaan diri mereka. Untuk mengatasi isu ini, diperlukan upaya kolektif dari individu, keluarga, sekolah, dan masyarakat luas.

 

 

Referensi: 

Fardouly, J., Diedrichs, P. C., Vartanian, L. R., & Halliwell, E. (2015). Social comparisons on social media: The impact of Facebook on young women’s body image concerns and mood. Body Image, 13, 38–45. https://doi.org/10.1016/j.bodyim.2014.12.002

Festinger, L. (1954). A theory of social comparison processes. Human Relations, 7(2), 117–140. https://doi.org/10.1177/001872675400700202

Levine, M. P., & Piran, N. (2004). The role of body image in the prevention of eating disorders. Body Image, 1(1), 57–70. https://doi.org/10.1016/s1740-1445(03)00006-8

Orth, U., & Robins, R. W. (2014). The development of Self-Esteem. Current Directions in Psychological Science, 23(5), 381–387. https://doi.org/10.1177/0963721414547414

Perloff, R. M. (2014). Social media Effects on Young Women’s Body Image Concerns: Theoretical Perspectives and an Agenda for research. Sex Roles, 71(11–12), 363–377. https://doi.org/10.1007/s11199-014-0384-6

Rustiana, N. (2018). Persepsi <i>Digital Dependent</i> terhadap Pemanfaatan Media Sosial dan Dampak Sosial Ekonominya. Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 15(1), 17–32. https://doi.org/10.24002/jik.v15i1.1325

Tiggemann, M., & Slater, A. (2013). NetGirls: The Internet, Facebook, and body image concern in adolescent girls. International Journal of Eating Disorders, 46(6), 630–633. https://doi.org/10.1002/eat.22141

Turner, A. (2015). Generation Z: technology and social interest. ˜the œJournal of Individual Psychology, 71(2), 103–113. https://doi.org/10.1353/jip.2015.0021