Headlines

Efek Plasebo: Fakta Ilmiah Dibalik Penyembuhan Tanpa Obat

Penulis: Najwa Fauzia

Teman-teman pernah denger nggak, sih cerita tentang seseorang yang merasa sembuh setelah meminum pil yang ternyata hanya berisi gula? Peristiwa ini bukanlah suatu keajaiban, melainkan hasil dari sesuatu yang bernama “efek plasebo”. Penelitian mengenai efek plasebo telah menunjukkan betapa kuatnya peran pikiran dalam proses penyembuhan. Dari pengobatan sederhana hingga prosedur medis yang lebih kompleks, efek plasebo membuktikan bahwa keyakinan seseorang dapat memengaruhi hasil kesehatan mereka. read more

Baca selengkapnya
Citra Diri dan Self-Esteem dalam Kalangan Gen Z

Citra Diri dan Self-Esteem dalam Kalangan Gen Z

Penulis:  Bahiirrahhusna Rifat K

Gen Z adalah generasi pertama yang sepenuhnya tumbuh di era digital (Turner, 2015). Tidak heran jika mereka sangat akrab dengan berbagai macam media sosial. Media sosial adalah platform digital dengan beragam fasilitas pertukaran informasi, di mana penggunanya dapat membuat konten berupa ide, gambar, video, dan audio-video (Rustiana, 2018). Globalisasi yang pesat telah menjadikan media sosial sebagai bagian sentral dari kehidupan sehari-hari. Hal ini membawa dampak positif dan negatif, salah satunya adalah tantangan serius terkait dengan citra tubuh dan kepercayaan diri yang dihadapi oleh Gen Z. read more

Baca selengkapnya

Social Loafing: Berkurangnya Kontribusi Individu dalam Kelompok

“Aku diem aja deh, kalo nggak ditanya.”

“Oh udah ada si A, pasti selesai tugasnya.”

Kita sebagai mahasiswa dalam kehidupan perkuliahan tentunya pernah menjadi anggota suatu kelompok, entah itu kelompok tugas, organisasi, atau kepanitiaan. Ketika sedang melakukan kerja kelompok, mungkin kita pernah berpikiran untuk menjadi lebih pasif dan mengerahkan lebih sedikit upaya daripada saat mengerjakan tugas individu. Kita beranggapan bahwa meskipun kita tidak memberikan banyak kontribusi dalam kelompok, tugas akan tetap selesai. Namun, jika tidak pernah terlintas pikiran-pikiran tersebut, mungkin kita pernah menemukan beberapa spesies, seperti “si beban kelompok”, “si numpang nama”, dan “si tiba-tiba ngilang kalo diajak kerja kelompok”. Nah, fenomena ini biasa disebut dengan social loafing. read more

Baca selengkapnya

Mengenal Birthday Blues: Ketika Ulang Tahun Membuatmu Sedih

Hari ulang tahun umumnya identik dengan perayaan dan penuh kesenangan. Hari ulang tahun bagi kebanyakan orang dapat memancarkan semangat dan energi positif. Ulang tahun juga bisa dijadikan sebagai acara sosial yang disertai dengan pesta dan tempat berkumpulnya keluarga dan kerabat. Ulang tahun biasanya menjadi saat-saat yang dinanti-nantikan banyak orang karena momennya yang dekat dengan kegembiraan, tawa, dan kenangan (Jessen & Jensen, 1999).

Namun, bagi sebagian orang, ulang tahun bukanlah saat yang paling membahagiakan karena dapat dikaitkan dengan rasa emosional, kekecewaan, kecemasan, kesedihan, dan bahkan pengalaman traumatis. Ulang tahun dapat memicu perasaan terabaikan, kesepian, dan kekecewaan karena tidak memenuhi harapan tentang perayaan atau hadiah, kecemasan karena semakin tua, serta keputusasaan untuk hidup (Peña, 2015). Selain itu, tidak merasa disayangi, atau tidak memiliki orang yang spesial di hari ulang tahun dapat menimbulkan gejala depresi. Salah satu studi dari Matsubayashi et al. (2016) menyebutkan bahwa kurangnya atau absensi keluarga dalam merayakan hari ulang tahun seseorang adalah salah satu faktor penyebab angka bunuh diri saat hari ulang tahun meningkat di Jepang. Kondisi ini merupakan istilah dari birthday depression, atau yang dikenal juga dengan birthday blues read more

Baca selengkapnya

Bagaimana Pengalaman dan Pola Asuh Orang Tua Memengaruhi Self-Esteem dan Keberhasilan anak?

Orang yang memiliki self-esteem yang baik

Kamu pernah, gak, sih ketemu sama orang yang mudah move on sama pengalaman negatif atau pengalaman memalukan yang pernah terjadi di masa lalu? Atau dengan orang yang berani menolak sesuatu yang memang tidak diinginkannya? Mereka gigih mencapai tujuan dan bisa lebih tangguh dalam mengatasi stres serta mampu menjalin hubungan yang sehat dan cenderung mampu keluar dari hubungan yang toxic. Kita pasti maunya menjadi pribadi seperti itu, kan? Orang-orang seperti itu biasanya memiliki self-esteem yang baik sehingga mampu berpegang teguh pada nilai yang mereka miliki. Self-esteem itu seperti harga diri yang merupakan hasil dari evaluasi individu terhadap dirinya berdasarkan pengalaman yang pernah dialami. Maslow mendefinisikan self-esteem atau harga diri sebagai perasaan pribadi seseorang bahwa dirinya bernilai atau bermanfaat bagi orang lain. Orang yang memiliki self esteem tinggi ini biasanya lebih percaya diri serta akan mampu menjalani kegiatannya dengan berhasil. Sebaliknya, orang yang memiliki self-esteem rendah akan diliputi rasa rendah diri dan tidak percaya akan kemampuan yang dimiliki serta memiliki kesulitan ketika berinteraksi dengan orang lain. Sebenarnya dampak dari rendahnya self-esteem ini sangat kompleks dan akan banyak memengaruhi kehidupan seseorang ke depannya.  read more

Baca selengkapnya

Butterfly Hug: Memeluk Diri sebagai Relaksasi

Kamu pernah denger gak, sih, apa itu butterfly hug? Istilah itu sepertinya tidak asing di telinga kita, ya? Untuk teman-teman penggemar drama Korea pasti sudah familiar dengan istilah tersebut, nih, karena butterfly hug mulai banyak dikenal dari drama It’s Okay To Not Be Okay. Jadi, apa itu Butterfly Hug?

Butterfly hug sendiri merupakan metode terapi untuk mengembalikan pikiran ke dalam keadaan rileks (Cagaoan et al., 2023). Teknik Butterfly Hug juga terbukti efektif dalam meredakan kecemasan berdasarkan penelitian Girianto et al. (2021) karena sensasi yang nyaman ketika memeluk diri akan mengaktifkan LHPA (limbic-hypothalamus-pituitary-adrenal axis) dan merangsang sekresi hipotalamus dan hormon CRH (corticotropin releasing hormone) sehingga mengaktifkan hormon ACTH (adeno cortico trophin hormone) dan merangsang produksi hormon serotonin serta endorfin yang membuat perasaan rileks dan aman. read more

Baca selengkapnya

True or False? Mari Berbincang soal Memori

Pernahkah kamu merasa mengingat sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi? Namun sebelumnya, dari mana kamu tahu mana informasi yang nyata atau hanya ingatan palsu belaka?

False memory atau ingatan palsu merupakan proses psikologis di mana seseorang mengingat suatu informasi yang sedikit atau jauh berbeda dari kejadian asli maupun kejadian yang bahkan sebenarnya tidak pernah terjadi, tetapi ingatan tersebut mengandung informasi yang pernah didapatkan sebelumnya (Permata, 2021). Fenomena ini tidak terpaku hanya pada hal-hal besar saja, tetapi dapat berupa detail kecil yang dipengaruhi oleh penerimaan sugesti, hoaks, serta kesalahan atribusi atau penafsiran yang salah atas perilaku seseorang (Storbeck & Clore, 2005). read more

Baca selengkapnya

Self-Diagnose: Apa Bahayanya?

Semakin dewasa, semakin banyak tanggung jawab yang datang dari berbagai sisi. Katakanlah dari sisi akademik, kamu pasti merasa semakin tertekan dengan berjalannya waktu, yang menyebabkan kamu mendapatkan tugas-tugas kuliah yang semakin sulit dan variatif. Lalu ketika pulang dari kampus, kamu menemukan bahwa kamar sedang berantakan dan kamu harus merapikannya sendiri, tidak seperti ketika waktu kecil di mana Mama akan membereskannya untukmu. Hal-hal seperti itu mungkin terasa kecil, tetapi ketika sedang dalam kondisi lelah, tak jarang mereka menyebabkan rasa stress semakin menjadi-jadi. read more

Baca selengkapnya

Fatherless dan Perkembangan Self-Esteem Anak Perempuan: Apa Kaitannya?

Indonesia menjadi negara fatherless ketiga di dunia? Berita ini sudah santer terdengar di antara akademisi psikologi maupun khalayak umum. Fatherless atau father-absence tidak hanya sekedar kondisi ketiadaan ayah secara fisik, akan tetapi ketidakhadiran peran dan figur ayah dalam kehidupan anak (Djawa & Ambarini, 2019, pp. 64–75). Selama ini, fatherless atau ketidakhadiran ayah kebanyakan hanya berfokus pada dampak-dampak eksternal yang muncul. Contohnya, meningkatkan resiko munculnya perilaku antisosial (Pfiffner et al., 2001) dan permasalahan dependensi atau biasa dikenal sebagai attachment issue. Akan tetapi, jarang terdapat pembicaraan maupun pembahasan mengenai bagaimana fatherless atau ketidakhadiran seorang ayah dapat mempengaruhi self-esteem pada anak secara internal. Terlebih lagi, yang membahas keterkaitannya bagi anak perempuan. read more

Baca selengkapnya