Headlines

Self-Awareness: Mengenali Diri dalam Perspektif Psikologi

Penulis: Dadap Ayu Lirih Nastiti

Editor: Hasna Hafidhah

Seiring dengan meningkatnya tren pengembangan diri di masyarakat, self-awareness menjadi salah satu kosakata populer dalam beberapa waktu terakhir. Lebih dari itu, self-awareness juga menjadi topik yang banyak dibahas di bidang-bidang lain, seperti manajemen, teamwork, dan leadership.

Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya dimaksud dengan self-awareness? Bagaimana self-awareness berperan bagi kehidupan kita? Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih dalam mengenai konsep self-awareness serta proses pengembangannya melalui sudut pandang psikologi. read more

Baca selengkapnya

Need for Affiliation: Kebutuhan Dasar Manusia

Penulis: Deandra Maura Audria Ekaputri

Pernah tidak, sih, mendengar istilah need for affiliation atau kebutuhan akan afiliasi? Term need for affiliation pertama kali diperkenalkan oleh Henry Murray di dalam bukunya yang berjudul “Explorations in Personality” pada tahun 1938. Kemudian, term ini dipopulerkan oleh David McClelland yang menganggap bahwa need for affiliation menjadi disposisi motivasional utama bagi seorang individu bersama dengan need for achievement dan need for power (Józefczyk, A., 2020). Kalau Psikomedians tahu teori Maslow tentang hierarchy of needs, pasti Psikomedians ingat, dong, bahwa di dalam teori tersebut ada need for belonging and love. Keduanya memiliki makna yang sama, lho read more

Baca selengkapnya

Horn Effect: Kesan Pertama Belum Tentu Benar 2

Kebalikan dari Halo Effect

Ketika kita bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya dan suatu karakteristik negatif tertentu tampak lebih menonjol bagi kita, kemungkinan besar kita telah terpengaruh oleh horn effect. Nah, Psikomedians pastinya pernah setidaknya sekali mendengar tentang halo effect, namun apakah kalian familiar dengan istilah horn effect?

Sebelum kita mulai membahas horn effect, mari segarkan kembali ingatan Psikomedians mengenai halo effect. Halo effect atau efek halo merupakan bias kognitif yang memengaruhi cara orang menciptakan kesan dan memutuskan untuk memberikan suatu perlakuan terhadap orang lain (Noor et al., 2023). Secara khusus efek ini terjadi ketika kualitas positif dianggap lebih mungkin berasal dari individu yang memiliki karakteristik positif lain yang tidak terkait dengan kualitas tersebut (Thorndike, 1920).  read more

Baca selengkapnya

Instant Gratification: Alasan Kenapa Kamu Susah Bahagia

Instant gratification atau pemenuhan kepuasan instan adalah fenomena psikologi yang mengacu pada keinginan manusia untuk mendapatkan kepuasan secara segera tanpa menunggu. Fenomena ini menjadi semakin signifikan di era modern ketika teknologi banyak membantu aspek kehidupan seperti komunikasi, informasi, hiburan, dan layanan lainnya menjadi lebih cepat dan mudah diakses.

Fenomena ini pernah diteliti oleh Walter Mischel, seorang professor dari Stanford University pada tahun 1960-an. Dalam penelitian ini, Mischel mengajak ratusan anak-anak berumur empat sampai lima  tahun ke dalam sebuah ruangan secara bergantian dan memberikan marshmallow di atas meja untuk melihat kemampuan pengendalian diri (self-control) mereka. Jika mereka berhasil tidak memakan marshmallow hingga dia kembali, mereka akan diberi satu buah marshmallow lagi sebagai hadiah. Penelitian lanjutan yang dilakukan beberapa puluh tahun kemudian menyatakan bahwa anak-anak yang mampu menahan diri untuk tidak memakan marshmallow lebih sukses daripada anak-anak yang tidak mampu menahan diri tidak memakan marshmallow pada saat penelitian. read more

Baca selengkapnya

Reverse Psychology

Mungkin kamu pernah membaca tulisan yang membuat kamu berpikir atau merasa aneh karena adanya sesuatu yang berlawanan.  Misalnya, dalam suatu perjalanan, di pinggir jalan ada spanduk bertuliskan, “Jangan lihat ke kiri, ada toko parfum,” atau di sebuah toko pakaian ada tulisan, “Jangan beli jaket ini!” Kamu mungkin berpikir bahwa semestinya pemilik toko parfum tersebut mengharapkan orang lain untuk melihat toko parfumnya yang berada di sebelah  kiri dan berbelanja disana sementara penjual pakaian menginginkan orang membeli jaket yang dijualnya. Tulisan yang kamu baca tersebut sebenarnya menerapkan konsep yang dalam psikologi dikenal dengan istilah reverse psychology atau psikologi terbalik.  read more

Baca selengkapnya