Headlines

Need for Affiliation: Kebutuhan Dasar Manusia

Penulis: Deandra Maura Audria Ekaputri

Pernah tidak, sih, mendengar istilah need for affiliation atau kebutuhan akan afiliasi? Term need for affiliation pertama kali diperkenalkan oleh Henry Murray di dalam bukunya yang berjudul “Explorations in Personality” pada tahun 1938. Kemudian, term ini dipopulerkan oleh David McClelland yang menganggap bahwa need for affiliation menjadi disposisi motivasional utama bagi seorang individu bersama dengan need for achievement dan need for power (Józefczyk, A., 2020). Kalau Psikomedians tahu teori Maslow tentang hierarchy of needs, pasti Psikomedians ingat, dong, bahwa di dalam teori tersebut ada need for belonging and love. Keduanya memiliki makna yang sama, lho

Lantas, secara spesifik, need for affiliation itu apa, sih? Need for affiliation adalah sebuah term yang menyangkut pendirian, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan positif dengan orang lain. Sederhananya, seseorang dengan need for affiliation yang tinggi cenderung lebih ramah, mudah bergaul, tertarik pada interaksi sosial, dan lebih suka berada bersama orang lain dibandingkan sendirian (Józefczyk, A., 2020). Selain itu, need for affiliation dapat dimotivasi oleh harapan akan keintiman dan ketakutan akan penolakan (Schultheiss, 2008 dalam Józefczyk, A., 2020).

Ternyata, need for affiliation sudah menjadi kebutuhan dasar bagi manusia. Namun, intensitasnya berbeda-beda, lho. Perbedaan ini berdasar pada genetik atau pengalaman individu yang merupakan sifat (atau disposisi) yang relatif stabil (Branscombe et al., 2017). Pertanyaannya, apakah ada seseorang yang tidak membutuhkan orang lain? Pernah tidak melihat atau menemui seseorang yang mengatakan bahwa mereka tidak butuh kehadiran orang lain? Atau mungkin … Psikomedians sendiri pernah merasa begitu? Sayangnya, penelitian justru menunjukkan bahwa manusia setidaknya memiliki need for affiliation sampai batas tertentu (Carvallo & Gabriel, 2006, dalam Branscombe et al., 2017). Mereka bisa saja tidak terlalu membutuhkan ikatan emosional dengan manusia dibandingkan kebanyakan orang lain, tapi rupanya mereka tetap menunjukkan suasana hati yang lebih baik ketika mereka diterima oleh orang lain (Branscombe et al., 2017)

Pada intinya, need for affiliation adalah kebutuhan mendasar yang ada di dalam diri tiap manusia. Semua manusia memiliki kebutuhan untuk tetap terhubung dengan orang lain. Beberapa orang mungkin terlihat menyembunyikan kebutuhan ini di balik ketidakpedulian mereka, tetapi tak dapat disangkal bahwa kebutuhan itu akan tetap ada. Jadi, Psikomedians perlu ingat bahwa tidak semua hal harus dilakukan dan dilewati sendirian. Sebab, kehadiran orang lain di dalam hidup kita merupakan suatu kebutuhan yang perlu direalisasikan.

 

 

Referensi:

Branscombe, Nyla R, Baron, Robert A. (2017). Social Psychology (Fourteenth Edition). England: Pearson Education Limited.

Józefczyk, A. (2020). Need for affiliation. In Encyclopedia of Personality and Individual Differences (pp. 3115-3117). Cham: Springer International Publishing.