Headlines

Horn Effect: Kesan Pertama Belum Tentu Benar 2

Kebalikan dari Halo Effect

Ketika kita bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya dan suatu karakteristik negatif tertentu tampak lebih menonjol bagi kita, kemungkinan besar kita telah terpengaruh oleh horn effect. Nah, Psikomedians pastinya pernah setidaknya sekali mendengar tentang halo effect, namun apakah kalian familiar dengan istilah horn effect?

Sebelum kita mulai membahas horn effect, mari segarkan kembali ingatan Psikomedians mengenai halo effect. Halo effect atau efek halo merupakan bias kognitif yang memengaruhi cara orang menciptakan kesan dan memutuskan untuk memberikan suatu perlakuan terhadap orang lain (Noor et al., 2023). Secara khusus efek ini terjadi ketika kualitas positif dianggap lebih mungkin berasal dari individu yang memiliki karakteristik positif lain yang tidak terkait dengan kualitas tersebut (Thorndike, 1920). 

Sementara itu, ketika pertemuan dengan individu yang tidak menarik membuat informasi negatif lebih menonjol daripada informasi positif, saat itulah horn effect bekerja (Xu et al., 2020). Horn effect atau reverse halo effect umumnya terjadi ketika seseorang menganggap orang lain memiliki atribut negatif yang ditentukan oleh karakteristik lain yang tidak terkait, tidak menarik, atau terstigmatisasi (Forgas & Laham, 2017). Karakteristik tersebut dapat berupa penampilan yang tidak menarik (Gibson & Gore, 2015) dan/atau perilaku buruk. Kondisi di mana persepsi seseorang terhadap orang lain memiliki makna negatif, seperti mempertimbangkan individu yang menarik memiliki atribut yang tidak diinginkan atau buruk, juga termasuk contoh dari horn effect (Marucci et al, 2021).

Terkadang prasangka kita terhadap seseorang pada pertemuan pertama memang dapat membantu kita memprediksi suatu hal yang mungkin terjadi di masa depan, tetapi hal ini tidak selalu terjadi. Oleh karena itu, sebenarnya kenapa, sih, Psikomedians harus tahu tentang keberadaan horn effect? 

Pertama, bias terhadap suatu produk atau layanan dapat berkurang ketika individu memahami arti bias dan komponen di dalamnya  (Noor et al., 2023). Kedua, ketika memulai interaksi dengan orang lain, Psikomedians dapat mengurangi kemungkinan salah berperilaku yang dapat membuat interaksi tersebut lebih baik dan free of judgement. Ketiga, memahami keberadaan horn dan halo effect dapat mengurangi kemungkinan Psikomedian untuk ditipu loh!

 

Penulis

Asha Diarti

 

Referensi

Forgas, J. P., & Laham, S. M. (2017). Halo effects. In R. F. Pohl (Ed.), Cognitive illusions: Intriguing phenomena in judgement, thinking and memory (2nd ed., pp. 276–290). New York, NY: Psychology Press 

Gibson, J. L., dan Gore, J. S. (2015). You’re OK until you misbehave: How norm violations magnify the attractiveness devil effect. Gender Issues, 32(4), 266–278. https://doi.org/10.1007/s12147-015-9142-5 

Marucci, E., Oldenburg, B., Barrera, D., Cillessen, A. H. N., Hendrickx, M., dan Veenstra, R. (2021). Halo and association effects: Cognitive biases in teacher attunement to peer nominated bullies, victims, and prosocial students. Social Development, 30(1), 187–204. https://doi.org/10.1111/sode.12455

Noor, N., Beram, S., Yuet, F. K. C., Gengatharan, K., Syafiq, M., dan Rasidi, M. (2023). Bias, Halo Effect and Horn Effect: A Systematic Literature Review. International Journal of Academic Research in Business & Social Sciences, 13(3), 1116 – 1140. http://dx.doi.org/10.6007/IJARBSS/v13-i3/16733

Thorndike, E. L. (1920). A constant error in psychological ratings. Journal of Applied Psychology, 4, 25-29. (PDF) A constant error in psychological ratings. (1920) | E.L. Thorndike | 1572 Citations (typeset.io)

 Xu, S., Martinez, L., dan Smith, N. A. (2020). The effects of attractiveness, gender and selfesteem in service jobs. International Journal of Contemporary Hospitality Management, 32(1), 249–266. https://doi.org/10.1108/IJCHM-02-2019-0127