Headlines

agniadwipermana

Mengenal Birthday Blues: Ketika Ulang Tahun Membuatmu Sedih

Hari ulang tahun umumnya identik dengan perayaan dan penuh kesenangan. Hari ulang tahun bagi kebanyakan orang dapat memancarkan semangat dan energi positif. Ulang tahun juga bisa dijadikan sebagai acara sosial yang disertai dengan pesta dan tempat berkumpulnya keluarga dan kerabat. Ulang tahun biasanya menjadi saat-saat yang dinanti-nantikan banyak orang karena momennya yang dekat dengan kegembiraan, tawa, dan kenangan (Jessen & Jensen, 1999).

Namun, bagi sebagian orang, ulang tahun bukanlah saat yang paling membahagiakan karena dapat dikaitkan dengan rasa emosional, kekecewaan, kecemasan, kesedihan, dan bahkan pengalaman traumatis. Ulang tahun dapat memicu perasaan terabaikan, kesepian, dan kekecewaan karena tidak memenuhi harapan tentang perayaan atau hadiah, kecemasan karena semakin tua, serta keputusasaan untuk hidup (Peña, 2015). Selain itu, tidak merasa disayangi, atau tidak memiliki orang yang spesial di hari ulang tahun dapat menimbulkan gejala depresi. Salah satu studi dari Matsubayashi et al. (2016) menyebutkan bahwa kurangnya atau absensi keluarga dalam merayakan hari ulang tahun seseorang adalah salah satu faktor penyebab angka bunuh diri saat hari ulang tahun meningkat di Jepang. Kondisi ini merupakan istilah dari birthday depression, atau yang dikenal juga dengan birthday blues read more

Baca selengkapnya

Bagaimana Pengalaman dan Pola Asuh Orang Tua Memengaruhi Self-Esteem dan Keberhasilan anak?

Orang yang memiliki self-esteem yang baik

Kamu pernah, gak, sih ketemu sama orang yang mudah move on sama pengalaman negatif atau pengalaman memalukan yang pernah terjadi di masa lalu? Atau dengan orang yang berani menolak sesuatu yang memang tidak diinginkannya? Mereka gigih mencapai tujuan dan bisa lebih tangguh dalam mengatasi stres serta mampu menjalin hubungan yang sehat dan cenderung mampu keluar dari hubungan yang toxic. Kita pasti maunya menjadi pribadi seperti itu, kan? Orang-orang seperti itu biasanya memiliki self-esteem yang baik sehingga mampu berpegang teguh pada nilai yang mereka miliki. Self-esteem itu seperti harga diri yang merupakan hasil dari evaluasi individu terhadap dirinya berdasarkan pengalaman yang pernah dialami. Maslow mendefinisikan self-esteem atau harga diri sebagai perasaan pribadi seseorang bahwa dirinya bernilai atau bermanfaat bagi orang lain. Orang yang memiliki self esteem tinggi ini biasanya lebih percaya diri serta akan mampu menjalani kegiatannya dengan berhasil. Sebaliknya, orang yang memiliki self-esteem rendah akan diliputi rasa rendah diri dan tidak percaya akan kemampuan yang dimiliki serta memiliki kesulitan ketika berinteraksi dengan orang lain. Sebenarnya dampak dari rendahnya self-esteem ini sangat kompleks dan akan banyak memengaruhi kehidupan seseorang ke depannya.  read more

Baca selengkapnya